BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perspektif islam pada hakikatnya pertumbuhan dan perkembangan manusia melalui proses. Proses ini menunjukkan adanya pola, tahapan, dan faktor yang terlibat dalam perkembangan manusia. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan proses yang bertahap. Allah menciptakan manusia dengan tahap progresif pertumbuhan dan ini adalah sesuatu yang sudah dirancang oleh Allah SWT, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Furqan : 2. الذي له ملك السموت والأرض ولم يتخذ ولدا ولم يكن له شريك فى الملك وخلق كل شيء فقدره تقديرا Artinya : “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya". (QS. Al-Furqaan ayat2). Maksud dari ayat diatas adalah Allah telah menciptakan manusia dengan keadaan yang sempurna-sempurnanya dan sudah dalam proporsi yang tepat. Dan pertumbuhan manusia berlangsung secara berangsur-angsur. Selain itu menurut Alquran, perkembangan dan pertumbuhan manusia memilik pola umum meskipun terdapat perbedaan individual. Pola tersebut yaitu manusia pada umumnya tumbuh dari keadaan lemah menuju keadaan yang kuat dan kembali ke lemah. Dan apabila saat individu mencapai puncak yang kuat, baik kuat fisik dan kognitifnya, maka individu itu berangsur-angsur kembali lemah, sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-rum : 54 الله الذي خلقكم من ضعف قوة ثم جعل من بعد قوة ضعفا وشيبة يخلق ما يشاء وهو العليم القدير Artinya : "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Ar-Rum:54) Dan surat Al-Nahl :70 والله خلقكم ثم يتوفىكم ومنكم من يرد الى ارذل العمر لكي لا يعلم بعد علم شيئا ان الله عليم قدير Artinya : "Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Al-Nahl:70) Maksud dari ayat tersebut sudah jelas bahwa manusia lemah pada saat lahir, baik itu lemah fisik, kognitif, maupun mental.
1. Tahapan permulaan (al-bidayah)
2. Tahapan kesunguhan Dalam menempuh kebaikan (al-mujahadah).
3. Tahapan merasakan (al-mudziqat).
الله الذي خلقكم من ضعف قوة ثم جعل من بعد قوة ضعفا وشيبة يخلق ما يشاء وهو العليم القدير ⦁
BAB IV P E N U T U PSekian dari saya. Alhamdulillah saya ucapkan atas selesainya pembuatan makalah inisemoga bermanfa’at bagi saya khususnya,dan dari awal sampai akhir apabila banyakkekurangan dan kesalahannya dalam pembuatan makalah,mohon ma’af yang sebesar-besarnya.DAFTAR RUJUKAN➢ Afzalur Rahman,2000 Al-Qur’an sumber ilmu pengetahuan, :Jakarta➢ Dr. Hj. Warni Djuwita,M.Pd,2011 psikologi perkembangan,LKIM Mataram: Mataram➢ Dra. Wiji Hidayaࢢ.dkk, psikologi perkembangan, Teras.: Yogyakarta➢ Aliah. B. Purwakarnia Hasan,2006, psikologi perkembangan islam, PT. RajaGrafindopersaja: Jakarta➢ hp://wanpsikologi.blogspot.co.id/2013/04/pengembangan-kepribadian-islam.html➢ http://www.kompasiana.com/nani_wahyuni/definisi-perkembangan